Rabu, 22 Januari 2014

Sleep Disorder

Kerap dianggap sepele, ternyata gangguan tidur dapat menyebabkan gangguan fungsi fisik, mental dan emosi anda. Tanpa disadari, banyak orang memiliki kuantitas atau kualitas tidur yang kurang. Akibatnya, performa maupun kondisi fisik, mental dan emosional menjadi tidak optimal, hingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Hal ini bisa disebabkam oleh gangguan tidur yang banyak tidak disadari, diremehkan dan dianggap tidak penting. Jangan biarkan kualitas hidup Anda menurun akibat “si pencuri” tidur. Kenali jenis dan gejalanya. Lalu ambil tindakan untuk menanganinya.

MENGAPA KITA PERLU TIDUR?

Alasan terpenting adalah untuk menjaga fungsi otak sehingga seseorang memiliki kemampuan kognitif yang normal seperti bicara, mengingat, serta proses berpikir yang fleksibel dan inovatif. Bisa dibilang, kurangnya waktu tidur berkualitas dalam jangka panjang akan memiliki efek serius pada kemampuan otak untuk berfungsi secara normal. Buktinya, mungkin pernah anda alami setelah semalaman tak tidur. Contohnya menjadi lesu, sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur mengalami kesulitan untuk merespon situasi yang berubah dengan cepat dan kesulitan membuat keputusan rasional. Dalam kehidupan nyata, efek kurang tidur ini dapat mengakibatkan hal yang fatal. Bahkan kurangnya tidur waktu tidur dianggap telah menjadi faktor pendukung dalam beberapa insiden internasional seperti meledaknya pesawat luar angkasa Challenger, tragedi nuklir Chernobyl, hingga kebocoran minyak Exxon Valdez.

Tak hanya memperngaruhi kemampuan kognitif, kurang tidur juga berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik. Contohnya gangguan tidur Sleep Apnea berpengaruh pada stress dan tekanan darah tinggi. Riset bahkan mencatat bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas karena zat kimia dan hormon yang berperan yang berperan mengontrol nafsu makan dan pertambahan berat badan dilepaskan pada saat tidur.

Sebenarnya kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Hal ini dipertergas oleh Jim Horne dari Loughborough University’s Sleep Research Centre, “Lamanya waktu tidur yang kita perlukan adalah yang membuat kita tak merasa mengantuk di siang hari.” Sebuah penelitian tentang sleep profile yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa orang tidur Antara 5 sampai 11 jam per hari, namun secara umum, orang tidur selama 8 jam dalam satu hari.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN GANGGUAN TIDUR?

   Gangguan tidur atau sleep disorder adalah gangguan medis yang mempengaruhi pola tidur seseorang. Bentuk gangguan tidur dan penyebabnya sangat beragam, dan beberapa diantaranya dapat mempengaruhi fungsi fisik, mental dan emosional seseorang. Beberapa tanda Anda mengalami gangguan tidur diantaranya adalah kesulitan untuk tidur, kerap terbangun saat tidur, bangun terlalu awal, kesulitan saat bangun, hingga terus menerus merasa lelah dan mengantuk sepanjang hari.

Beberapa gangguan tidur bahkan kerap tak disadari oleh orang yang mengalaminya. Misalnya saja mengorok ( snoring ), Restless Leg Syndrome, hingga Teeth Grinding dan mengigau. Maka meskipun anda telah tidur dengan baik, kenyataannya tubuh tetap menunjukkan gejala-gejala kurang tidur.

APA SAJA JENIS GANGGUAN TIDUR?

Sebenarnya jenis gangguan tidur sangatlah beragam, namun yang banyak dialami orang adalah sebagai berikut:

A. Insomnia
  Gangguan berupa kesulitan untuk tidur, berulang kali terjaga sepanjang malam hari, atau bangun sangat awal. Orang yang mengalami gangguan tidur ini akan merasakan bahwa mereka tak cukup tidur, dan memengaruhi kegiatan mereka sehari-hari. Insomnia dapat bersifat sementara dan biasa disebabkan oleh hal-hal yang sederhana seperti jet leg , sakit yang diderita, menghadapi suatu masalah tertentu, konsumsi obat tertentu, dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah banyak.

  Insomnia jangka panjang bisa disebabkan stres, depresi atau kecemasan. Orang juga dapat tanpa sadar mengondisikan dirinya mengalami insomnia, misalnya mengasosiasikan waktu tidur dengan kesulitan mengantisipasi akan susah jatuh tertidur, juga resah memikirkan hal tersebut, yang pada akhirnya justru makin memperparah insomnia. Siklus ini dapat terjadi berulang selama beberapa tahun

B. Snoring ( Mengorok ) 

  Banyak orang dewasa mengorok saat tertidur. Mengorok dapat terjadi saat udara yang Anda hirup menggerakkan jaringan di Tenggorokan yang sedang berada dalam kondisi yang rileks. Pada saat tidur, banyak otot tubuh dalam keadaan rileks. Jika otot di tenggorokan terlalu rileks, maka pernapasan Anda dapat terhalang hingga timbul suara mengorok. Selain itu, mengorok juga dapat disebabkan oleh alergi, asma, kelainan saluran pernapasan yang menyebabkan proses bernapas menjadi terganggu. Mengorok dapat menjadi gangguan, bukan hanya karena suaranya, namun juga dapat menjadi tanda gangguan tidur yang lebih serius. Yaitu Sleep Apnea.

C. Sleep Apnea

   Apnea memiliki arti tidak adanya aliran udara. Sleep apnea terjadi saat saluran pernapasan atas tertutup sebagian atau seluruhnya, sehingga mengganggu pernapasan untuk beberapa saat. Hal ini akan menyebabkan anda bangun, hingga menyebabkan rasa ngantuk berlebih pada siang hari. Menurut hasil penelitian, bila tidak ditangani, kasus Sleep Apnea yang parah dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi serta munculnya risiko stroke dan serangan jantung. Salah satu bentuk sleep apnea yang jarang terjadi adalah central Sleep Apnea yang terjadi saat sinyal otak kepada otot melemah atau berhenti dalam waktu yang singkat.

   Dahulu, Sleep apnea dianggap sebagai gangguan yang banyak terjadi pada pria dewasa hingga lanjut usia dan yang memiliki berat badan berlebih. Namun, penelitian menyimpulkan bahwa gangguan pernapasan saat tidur dapat dialami oleh orang dari berbagai usia, baik pria maupun wanita, dan dari 30% yang mengalaminya tidak dalam kondisi obesitas.

   Para peneliti juga telah mengetahui bahwa sebagian besar kasus sleep apnea, saluran pernapasan hanya tertutup sebagian. Sebab sebagian besar penderita sleep apnea memiliki tenggorokan yang lebih kecil daripada orang pada umumnya, atau memiliki perbedaan sedikit pada tulang dan jaringan lunaknya. Mengkonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan sleep apnea  semakin memburuk karena alkohol membuat otot yang menjaga terbukanya saluran pernapasan menjadi rileks.

D. Nacrolepsy

   Nacrolepsy adalah gangguan pada otak yang menyebabkan rasa kantuk berlebih pada siang hari. Gejala paling jelas dan dramatis adalah secara tiba-tiba penderita jatuh tertidur. Namun, banyak juga penderitanya tidak mengalami sleep attack namun selalu mengalami rasa kantuk secara terus menerus di siang hari. Hingga saat ini, penderita nacrolepsy belum ditemukan secara pasti. Diperkirakan faktor genetis dan lingkungan berpengaruh terhadap kondisi ini.

E. Nightmares ( Mimpi Buruk )

   Kondisi dimana Anda mengalami mimpi tidak menyenangkan atau menakutkan yang terjadi dalam periode REM ( Rapid Eyes Movement ). Hal ini bisa disebabkan oleh stres, kecemasan, atau konsumsi obat-obat tertentu. Namun, terkadang pula tidak ada sebab yang jelas. Bila terjadi terus menerus akan mengganggu kualitas tidur seseorang.

F. Restless Legs  Syndrome

   Orang yang menderita sindrom ini, merasa tidak nyaman pada kaki yang memuncak saat sore dan malam hari. Penderita merasakan dorongan untuk menggerakkan kaki untuk menghilangkan rasa tidak nyaman tersebut. Dan, seringkali dalam gerakan ritmis atau memutar kaki secara berlebihan saat tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang sulit jatuh tertidur atau berulang kali bangun saat tidur. Gangguan ini sering terjadi pada remaja dan lanjut usia.

   Banyak penyebab terjadinya restless legs syndrome, diantaranya gagal ginjal, gangguan saraf, kekurangan vitamin dan zat besi, kehamilan, konsumsi obat tertentu seperti anti depresi. Sekitar 50% penderita sindrom ini memiliki kerabat dengan kondisi yang sama.

G. Sleep Bruxism

   Adalah kondisi dimana seseorang menggesekkan gigi atau mengatupkan rahang secara berlebihan saat sedang tidur. Seringkali kondisi ini tidak memiliki gejala atau akibat yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Beberapa gejala yang menjadi indikasi terjadinya sleep bruxism adalah gigi sensitif, otot rahang pegal, dan sakit kepala. Bruxism juga dapat menyebabkan pengikisan gigi, gigi pecah, atau rusaknya tambalan gigi secara berulang. Penyebab bruxism tak sepenuhnya diketahui, tapi diperkirakan karena beberapa faktor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar